Hakikat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral

Hakikat manusia sebagai makhluk hidup dapat dipandang dari berbagai segi, di antara lain manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi.

1. Manusia sebagai makhluk sosial yang bermoral
Kalian tentu sering menyaksikan peristiwa berikut:
a. Sekelompok anak sedang bermain-main.
b. Penduduk suatu desa bergotong royong membangun Balai Desa.
c. Ibu ibu memasak untuk mempersiapkan konsumsi bagi para peserta rapat di Kantor Kelurahan.

Peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan bahwa pada hakekatnya setiap manusia senang bergaul dan bekerjasama dengan sesama manusia. Manusia senang berkumpul dan berkelompok manusia senang hidup bermasyarakat. Dengan kata lain Manusia adalah makhluk sosial Hal itu tidak hanya terjadi dalam suatu masyarakat modern. Akan tetapi juga pada masyarakat primitif Manusia purba hidup berkelompok dan bersama-sama tinggal di gua.
Kecenderungan berkelompok itu berkembang sejak manusia lahir bayi yang baru lahir, naluri sosialnya belum tumbuh ia tidak dapat berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhannya sangat bergantung pada sesama manusia. Terutama ibunya dengan demikian kelompok pertama yang dialami oleh bayi yang baru lahir adalah keluarga, yaitu ibu, Bapak kakak dan anggota keluarga yang lain.
Makin bertambah umurnya maka pergaulan anak makin luas. Iya bergaul dengan teman sepermainan, tetangga dan teman sekolah. Menginjak masa remaja dan dewasa pergaulan orang lebih luas lagi, bergaul dengan teman kuliah teman dalam berorganisasi dan teman sekerja.
Dalam setiap perkembangan bergaul manusia membutuhkan pendidikan dan penyesuaian. Dalam setiap perkembangan bergaul manusia membutuhkan pendidikan dan penyesuaian proses pendidikan dan penyesuaian manusia sebagai individu dengan masyarakat ada dua macam yaitu sosialisasi dan in kulturisasi.
A. Sosialisasi adalah proses integrasi individu dengan masyarakat. Terutama penyesuaian sikap dan kebiasaan. Dengan sosialisasi individu menjadi bagian dari masyarakat.

B. In kulturisasi adalah proses penyesuaian nilai, norma dan budaya seseorang dengan masyarakat.
Sosialisasi dan enkulturasi merupakan salah satu cara untuk melestarikan masyarakat. Melalui sosialisasi dan enkulturasi kebudayaan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Lembaga yang berperan dalam sosialisasi dan in kulturisasi adalah keluarga, sekolah, masyarakat dan lembaga keagamaan. Sosialisasi juga berlangsung melalui film, radio, televisi, surat kabar, majalah dan buku buku bacaan.

Setelah melalui sosialisasi dan enkulturasi manusia menjadi bagian dari masyarakat seutuhnya. Di dalam masyarakat Ia membutuhkan bantuan anggota masyarakat yang lain dan membantu anggota masyarakat yang lain. Dengan demikian manusia sebagai individu memiliki hakekat sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, makan manusia tidak dapat berbuat sekehendak sendiri. Sesuai dengan proses sosialisasi dan enkulturasi yang telah dialami, Setiap manusia harus bersikap sesuai dengan nilai norma dan budaya masyarakatnya. Kecuali itu setiap manusia selalu berusaha untuk menjaga moral agar tidak tercela dalam pergaulan masyarakat.


Sebagai makhluk sosial manusia mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a). Berusaha melaksanakan pengendalian diri (inhibisi)
Sosialisasi dan enkulturasi menghendaki agar manusia bertindak dan bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Agar tidak terjadi pelanggaran nilai dan norma maka di dalam masyarakat terdapat pengawasan sosial dan tekanan sosial. Untuk bertujuan dari hal-hal tersebut adalah untuk menghindari atau membatasi terjadinya pelanggaran nilai dan norma dalam masyarakat. Pengawasan sosial dan tekanan sosial terjadi dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Siapa yang melanggar norma sosial Maka akan mendapatkan sanksi. Karena ada pengawasan dan tekanan sosial setiap manusia berusaha melaksanakan pengendalian diri.

b). Senang melaksanakan kerjasama dan saling menolong dengan sesama anggota masyarakat
Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan kerjasama dan saling menolong dengan sesama anggota masyarakat. Hal itu telah terjadi sejak zaman prasejarah manusia purba bisa melakukan kerjasama atau gotong royong. Sistem gotong royong dan tolong-menolong di kalangan masyarakat purba dinamakan hospitality, tentu saja dalam masyarakat modern kerjasama dan saling tolong menolong itu makin ditingkatkan.

2. Manusia sebagai makhluk ekonomi yang bermoral
Amatilah beberapa contoh tindakan atas sikap manusia dalam kegiatan sehari-hari khususnya dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Anak kecil merengek-rengek minta dibelikan permen.
Petani bekerja keras agar memperoleh hasil sebesar-besarnya.
Para calon penumpang kereta api berebut tempat duduk.
Apabila terjadi kelangkaan sembako, masyarakat antri untuk mendapatkan jatah sembako.

Bagaimana pesan kalian melihat kenyataan semacam itu? Tindakan anak kecil petani calon penumpang kereta api dan masyarakat tersebut dilakukan karena dorongan untuk memenuhi kepentingan mereka sendiri. Kegiatan itu sedapat mungkin disesuaikan dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. Ingin memperoleh kepuasan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya merupakan salah satu ciri manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi. Dalam ilmu ekonomi hal itu dinamakan prinsip ekonomi. Keinginan yang mendorong manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dinamakan motif ekonomi. Prinsip ekonomi dan motif ekonomi akan dibahas lebih lanjut dalam Bab selanjutnya.
Kenyataan bahwa tindakan manusia didorong oleh kepentingan sendiri telah dikemukakan oleh para para pakar ekonomi sejak dahulu. Menurut sejarah pemikiran ekonomi dalam perekonomian terdapat beberapa aliran atau mazhab, antara lain aliran klasik (mazhab klasik), tokoh aliran klasik adalah Adam Smith, ekonomi kelahiran Skotlandia dan guru besar di universitas edinburgh, Inggris pada abad ke 18.

3. Faktor yang mempengaruhi Keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhan
Kalian tentu pernah mendengar bahwa di negara-negara yang memiliki empat musim pada musim dingin orang-orang membutuhkan pakaian tebal. Mengapa mereka membutuhkan pakaian tebal? Pengen tebal itu digunakan untuk menanggulangi Hawa dingin pada musim dingin. Hal itu menunjukkan bahwa Keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhan dipengaruhi oleh faktor keadaan alam atau lingkungan alam.
Kebutuhan manusia sangat banyak dan bermacam-macam. Manusia selalu berkeinginan untuk memenuhi semua kebutuhannya. Akan tetapi manusia di dunia tidak ada yang sama. Manusia satu berbeda dengan yang lain, baik perbedaan fisik, watak, perilaku, kegemaran maupun keinginan. Keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhan berbeda-beda sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang mempengaruhi manusia dalam memenuhi kebutuhan adalah sebagai berikut:

A. Lingkungan alam
Kebutuhan manusia disesuaikan dengan lingkungan alamnya. Contoh hanya orang-orang yang tinggal di dataran rendah memakai pakaian dari bahan yang tipis sedangkan mereka yang tinggal di daerah pegunungan memakai pakaian dari bahan yang tebal.

B. Mode
Orang-orang cenderung ingin memenuhi kebutuhannya sesuai dengan mode mutakhir. Misalnya, bentuk rumah, pakaian dan perhiasan disesuaikan dengan mode yang sedang menjadi kegemaran masyarakat masa kini.

C. Peradaban
Kebutuhan manusia selalu mengikuti perkembangan peradaban. Makin tinggi peradaban manusia maka kebutuhannya makin meningkat, baik jumlah, macam maupun mutunya. Contohnya, pada masa awal kemerdekaan orang tidak membutuhkan telepon seluler, akan tetapi para semacam itu pada masa sekarang merupakan kebutuhan.

D. Adat istiadat atau tradisi
Adat istiadat suatu daerah berbeda dengan daerah lain. Tiap daerah mempunyai upacara adat tertentu. Kebutuhan untuk menyelenggarakan upacara adat itu perlu dipenuhi.
Contohnya,
  1. Tiap tahun di daerah-daerah pedesaan di Jawa diselenggarakannya tradisi bersih desa. Kebutuhan untuk menyelenggarakan upacara bersih desa perlu dipenuhi, misalnya peralatan untuk kenduri dan pertunjukan.
  2. Upacara perkawinan orang Jawa dan Sunda berlainan. Kebutuhan untuk upacara perkawinan itu pun berbeda.

E.Agama
Agama adalah kebutuhan rohani yang penting bagi manusia. Setiap agama mempunyai peraturan peribadatan sendiri sendiri. Peralatan peribadatan yang dibutuhkan berbeda-beda.

F. Mata pencaharian
Dalam memenuhi kebutuhannya Maka manusia dipengaruhi oleh mata pencahariannya. Masyarakat petani ingin memenuhi kebutuhannya yang berkaitan dengan mata pencahariannya. Misalnya bajak,cangkul,pupuk, bibit unggul dan sarana irigasi. Masyarakat nelayan ingin memenuhi kebutuhannya sesuai dengan profesinya misalnya Perahu, jaladan pukat.

G. Barang pengganti (substitusi)
Apabila harga suatu barang naik cukup tinggi, mata orang yg memakai barang pengganti atau barang substitusi yang harganya lebih murah. Misalnya harga Sharp merek X naik orang pengen berganti memakai sabun merek Y.

H. Pendapatan
Apabila pendapatan seseorang meningkat ia ingin memenuhi kebutuhan atas barang yang semula tidak terbeli olehnya. Misalnya karena pendapatannya meningkat, Pak Hasan ingin membeli mobil.

I. Kebiasaan konsumen(pemakai barang)
Kebiasaan konsumen menentukan Keinginan manusia dalam memenuhi kebutuhannya misalnya, orang di daerah Maluku dan Irian Jaya mempunyai kebiasaan mengkonsumsi sagu contoh lain, Pak Ali biasa memakai kemeja dengan lengan panjang.

J. Harga barang dan jasa
Apabila harga barang dan jasa turun, maka orang akan memenuhi kebutuhan terhadap barang atau jasa yang semula belum terpenuhi. Misalnya harga televisi turun, maka orang yang semula kebutuhannya kan televisi sebentar penuh yang akan terpenuhi.

K. Bencana
Apabila terjadi bencana, baik bencana alam atau karena kecerobohan manusia Maka timbul keinginan orang untuk menanggulanginya. Oleh sebab itu timbullah keinginan untuk memenuhi kebutuhan akan barang guna menanggulangi bencana. Misalnya orang butuh mobil pemadam kebakaran.