Menulis hasil wawancara dalam bahasa Indonesia Beserta Contohnya

Wawancara termasuk suatu Kegiatan berbahasa lisan dalam bentuk tanya jawab antara pewawancara dan narasumber. Untuk menaikan sebuah wawancara, wawancara hendaknya memperhatikan langkah-langkah berikut.

1. Menentukan topik
Wawancara terlebih dahulu menentukan jenis informasi Apa yang hendak diperoleh, Apakah informasi mengenai pendidikan, kesehatan, hukum dan lain-lain. Semua pokok persoalan di atas pun masih terlalu luas sehingga wawancara perlu mempersempit nya lagi.misalnya,,
Topik:teknologi
Spesifikasi: kesiapan generasi muda menghadapi tantangan globalisasi.

2. Menentukan Siapa pemilik informasi (narasumber)
Narasumber yang dipilih hendaknya memiliki informasi yang cukup banyak mengenai topik yang kita maksudkan, atau narasumber yang memiliki otoritas mengenai permasalahan yang kita maksudkan, atau yang hendak kita dapatkan.

3. Membuat daftar pertanyaan
Pertanyaan yang di pundaknya berupa kalimat yang pendek-pendek, kalimat yang tidak ambigu tetapi efektif dan logis.

4. Mempersiapkan alat-alat bantu yang dapat digunakan
Alat bantu yang dapat digunakan antara lain: alat tulis, tape recorder, atau alat foto.

5. Membuat janji untuk bertemu dengan narasumber
Wawancara hendaknya tidak memaksakan kehendaknya, misalnya menyangkut waktu dan tempat pertemuan. Wawancara sebagai orang yang membutuhkan informasi daerah mengikuti keputusan narasumber, kapan dan dimana kegiatan wawancara dilakukan.

6. Melakukan wawancara
Setelah melakukan wawancara, wawancara hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
  • Awasi pertemuan dengan ucapan selamat.
  • Tanyakan, Apakah wancara bisa dimulai atau belum.
  • Perlihatkan bahasa yang sopan, baik bahasa verbal maupun bahasa non verbal.
  • Perhatikan selalu narasumber.
  • Jangan Memotong pembicaraan narasumber.
  • Jangan Memotong pembicaraan narasumber.
  • Jangan menyinggung perasaan.
  • Pin dari pertanyaan yang bersifat menilai.


7. Digoreng menyusun laporan hasil wawancara
Laporan hasil wawancara diperlukan untuk mencatat informasi yang diperoleh dari wawancara tersebut.

8. Mengakhiri kegiatan wawancara dengan mengucapkan terima kasih karena narasumber telah bersedia memberikan informasi
Ucapan terima kasih memperlihatkan bahwa kita menghargai narasumber dan sebagai media sopan santun dalam berwawancara.

Menulis laporan hasil wawancara

Menulis dan membaca hasil wawancara tidak berbeda dengan menulis feature atau berita.
Unsur 5w+1H (what=apa,where =dimana,who=siapa,when=kapan,why=mengapa dan how=bagaimana)tetap dibperlukan. Lazimnya jarang sekali tulisan hasil wawancara ditulis secara kronologis karena cara ini biasanya tidak menarik dan menonton. Usahakan menulis hasil wawancara dengan pertimbangan yang cukup antara kalimat langsung dan tidak langsung.

Perhatikan contoh wawancara berikut:

Laporan hasil wawancara ditulis dengan mengikuti format sebagai berikut:
Laporan hasil wawancara.
Hari atau tanggal: Senin 9 Mei 2005
Waktu: pukul 0900 WIB sampai dengan 10.00 WIB.
Tempat: kantor redaksi
Narasumber: .....
Pewawancara: ......
Topik: penerapan sistem kredit semester (sks) di SMP dan SMA.

Contoh Teks wawan Cara

(Tentang pencurian di rumah Pak Ahmad)

Wartawan : Pukul berapa, kejadiannya, Pak?

Pak Ahmad : Kira-kira pukul 2 malam.

Wartawan : Apa saja yang diambil pencuri, Pak?

Pak Ahmad: Televisi, radio, VCD, dan laptop.

Wartawan : Mengapa hanya barang elektronik yang diambil, tidak uang atau perhiasan?

Pak Ahmad: Mungkin kalau pencuri itu masuk kamar, takut saya dan istri saya terbangun! Kan, repot kalau ketahuan!

Wartawan : Oya, ini termasuk wilayah kepolisian mana, Pak?

Pak Ahmad: Perumahan Permata Biru ini termasuk Kelurahan Sukarame Permata, Kecamatan Sukarame, wilayah hukum Polres Bandarlampung.

Wartawan : Bapak sudah punya dugaan, siapa kira-kira pencurinya itu?

Pak Ahmad: Lah, gak tahu, ya! Kalau sudah tahu, tentu saja sudah saya tangkap. Tapi melihat jendela yang rusak, seperti sudah tahu bahwa jendela dekat pojok sana engselnya rusak. Saya curiga, jangan jangan orangnya tahu rumah saya. Itu hanya kecurigaan! Yang jelas saya tidak menuduh siapa-siapa, takut menjadi fitnah! Fitnah, itu kan, dosa. Nanti sama dosanya dengan yang mencuri barang-barang saya ini!

Wartawan : Bagaimana setelah kejadian itu? Trauma atau ada harapan untuk segera dituntaskan tindak kriminal ini!

Pak Ahmad: Ya, trauma, sih, tentu saja! Baru pertama kali, kok, rumah dibobol pencuri. Ya, saya berharap pihak yang berwajib segera bertindak. Paling tidak, keamanan masyarakat terjaga, jangan sampai terulang lagi kejadian seperti ini.