Peristiwa Rengasdengklok dan perumusan teks proklamasi kemerdekaan Ripoblik Indonesia

1.Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa penculikan terhadap Ir Soekarno dan Muhammad Hatta ke Rengasdengklok oleh kalangan Pemuda, dalam rangka mempercepat tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia. Latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya perbedaan sikap antara golongan tua dan golongan muda. Perbedaan itu terlihat sebagai berikut:
a. Golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta, yang berpendapat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan sesuai ketentuan Jepang yakni melalui PPKI.
b. Golongan Pemuda menolak keterlibatan PPKI dalam pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. PPKI mereka anggap sebagai bikinan Jepang. Perbedaan muncul sebagai reaksi terhadap kekalahan Jepang melawan Sekutu.



Seiring dengan menyerahnya Jepang kepada sekutu, para pemuda dipimpin Chaerul Saleh melakukan pertemuan di salah satu ruangan biologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta(fakultas kesehatan masyarakat, ui). Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00 Ini menghasilkan keputusan berikut:

1. Mendesak Soekarno Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan pada hari itu juga.
2. Menunjuk wikana, Darwis dan Subagio Sastro Soetomo untuk menemui Soekarno Hatta dan menyampaikan keputusan rapat dengan catatan kemerdekaan tidak diproklamasikan melalui ppki.
3. Membagi tugas kepada para mahasiswa, pelajar dan pemuda di seluruh Jakarta untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.

Sesuai keputusan rapat pada sekitar 22.00 wib wikana dan kawan-kawan menemui Ir Soekarno di kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Pada pertemuan tersebut wikana menyampaikan bahwa rapat telah memutuskan kemerdekaan harus segera diproklamasikan oleh Soekarno tanggal 16 Agustus 1945. Jika keinginan tersebut tidak dilaksanakan jika memberitahukan kemungkinan terjadinya pertumpahan darah. Mendengar pernyataan yang bernada mengancam itu Soekarno menjadi marah. Dengan serta merta yang menolak permintaan dan tuntutan Golongan muda tersebut.
Para pemuda tidak putus asa atas penolakan itu, Mereka kemudian melaksanakan rapat kembali di asrama baperpi Cikini nomor 71 Jakarta. Tujuannya adalah menjauhkan kedua tokoh pejuang tersebut dari tekanan dan pengaruh Jepang. Memilih tempat di Rengasdengklok karena pertimbangan sebagai berikut:
a. Daerah ini dilatarbelakangi Laut Jawa sehingga jika ada serangan dapat segera melalui laut.
b. Sebelah timur dibintangi oleh Purwakarta dengan satu peta dan juga Cilamaya.
c. Sebelah ada tentara PETA kidung gedeh.
d. Sebelah barat ada tentara peta Bekasi.

Sesuai rencana pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 0400 Soekarno Hatta dibawa para pemuda ke Rengasdengklok dipimpin syocando singgih.setelah melalui perdebatan,kedua pihak tersebut menerima alasan yang di kemukakan para pemuda.

''baca juga Dibentuknya PPKI dan peranannya dalam proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia Dan Kekalahan Jepang dan kekosongan kekuasaan''

Berangkatlah Soekarno beserta Ibu Fatmawati dan Guntur (putranya yang masih bayi) dalam satu mobil Muhammad Hatta dan para pengawalnya berada di mobil lainnya. Sehari penuh Soekarno Hatta berada di Rengasdengklok. Para pemuda menekan mereka akan melaksanakan proklamasi yang lepas dari kaitan Jepang. Namun keinginan mereka tidak terlaksana karena Wibawa kedua tokoh tersebut cukup besar. Para pemuda amat segan untuk melakukan penekanan terus menerus dan menyikapi situasi itu.syudanco singgih perusahaan melakukan pembicaraan kembali dengan Soekarno. Dalam suasana tenang akhirnya Soekarno menyetujui proklamasi Akan diucapkan tanpa campur tangan pihak Jepang. Soekarno sendiri menyatakan kesediaannya bila sudah berada di Jakarta. Pada saat yang sama di Jakarta dilangsungkan pertemuan antara golongan tua yang diwakili Mr Ahmad Soebardjo dengan Golongan muda yang diwakili wikana. Dalam pertemuan ini di sepakati bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta. Atas kesepakatan itu Ahmad Subarjo segera menjemput soekarno-hatta di Rengasdengklok. Keberangkatan mereka diantar Yusuf untuk sebagai wakil Pemuda dan Sudiro selaku sekretaris pribadinya. Dalam pertemuan dengan para pemuda di Rengasdengklok Ahmad Subarjo memberi jaminan dengan taruhan nyawa nya, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945. Atas jaminan tersebut para pemuda bersedia melepaskan Soekarno Hatta kembali ke Jakarta.

2. Perumusan teks proklamasi kemerdekaan RI
Semula tempat yang dituju adalah Hotel Des indes (Duta Indonesia). Namun tidak jadi karena pihak hotel tidak mengizinkan kegiatan apapun selepas pukul 22.30 WIB. Atas usaha Ahmad Subarjo diperoleh tempat yang aman untuk mengadakan pertemuan, yaitu di rumah Laksamana Muda Maeda. Laksamana Muda Maeda adalah wakil komandan angkatan laut Jepang di Jakarta yang banyak menaruh simpati terhadap perjuangan bangsa Indonesia dalam mewujudkan kemerdekaannya. Rumah itu terletak di Jalan Imam Bonjol nomor 01 Jakarta Pusat. Dipilihnya rumah Laksamana Muda Maeda agar pembicaraan tentang proklamasi kemerdekaan berjalan aman dari gangguan tentara Jepang yang sejak berita kehilangan Bung Karno dan Bung Hatta sibuk mencari kedua tokoh bangsa Indonesia tersebut.

Di rumah Laksamana Muda Maeda tanya berkumpul anggota anggota PPKI dan para pemuda untuk membahas persiapan Proklamasi Kemerdekaan tanpa adanya hubungan lagi dengan janji kemerdekaan Jepang. Di ruang makan dirumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mereka adalah Drs Moh Hatta ,Mr Ahmad Subarjo, Sayuti Melik ,Sukarni, Sudiro ,dan beberapa orang Jepang. Di ruang makan itulah mereka menyusun konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan. Ir Soekarno yang menyusun kalimatnya sebab bahasa mereka lebih baik. Penulisan ini diwakili oleh Sayuti Malik, B.M. Diah, dan Sudiro sehingga tersusun konsep naskah Proklamasi.

Setelah menyelesaikan naskah itu kemudian mereka kembali ke ruang tempat berkumpulnya anggota PPKI. Ir Soekarno membuka sidang. Naskah tersebut dibacakan beberapa kali oleh Soekarno. Semua yang hadir menyetujui isinya termasuk Muhammad Hatta untuk mengusulkan agar semua yang hadir mendatangani naskah tersebut . Sukarni meminta agar naskah itu ditandatangani oleh Ir Soekarno dan Drs Muhammad Hatta saja. Usul Sukarni diterima dan disetujui. Akhirnya naskah Proklamasi atas nama bangsa Indonesia. Sebelum ditandatangani naskah tersebut diketik dahulu oleh Sayuti Malik. Naskah yang telah diketik dan ditandatangani oleh Ir Soekarno dan Drs Muhammad Hatta itulah yang merupakan naskah Proklamasi otentik/resmi. Ada tiga perubahan redaksi pada Naskah Proklamasi yang disetujui itu kata Tempo, wakil bangsa Indonesia diganti dengan atas nama bangsa Indonesia, dan cara menulis tanggal Jakarta 17-8-45 diganti menjadi, Jakarta hari 17 boelan 8 tahun 45, dalam kesempatan itu dibahas tentang tempat dan pelaksanaan upacara proklamasi kemerdekaan yang akan dilaksanakan tanggal 17 Agustus 1945. Pemuda Sukarni kembali mengusulkan di Lapangan Ikada. Namun Ir Soekarno menyarankan agar upacara proklamasi kemerdekaan dilakukan di rumah kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 saran Ir Soekarno disetujui oleh yang hadir kemudian disepakati bahwa pembacaan proklamasi akan dilaksanakan di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 pada hari Jumat tanggal 17 Agustus pukul 10.00 WIB.

3. Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Dari pembicaraan teks proklamasi menurut rencana Ir Soekarno yang telah dilaksanakan di Lapangan Ikada ternyata di sana sudah berkumpul pasukan Jepang yang bersenjata lengkap, Oleh sebab itu dialihkan lah ke tempat kediaman Ir Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.
Untuk upacara proklamasi sendiri dilaksanakan pada hari Jumat yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB dengan urutan sebagai berikut:
a. Pemberian sambutan oleh dua anggota panitia
b. Pemberian sambutan oleh wakil presiden yaitu Drs Muhammad Hatta
c. Pembacaan teks proklamasi oleh Presiden Ir Soekarno
d. Pengibaran lambang negara yaitu bendera merah putih oleh Latief hendraningrat dan zuhud dengan iringan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Bendera yang dikibarkan itulah merupakan sebuah bendera jahitan dari Ibu Fatmawati Soekarno.
e. Selanjutnya sambutan Walikota Suwiryo dan Dr Muwardi.

Dan menjelang pukul 10.00 WIB hampir semua para tokoh pejuang yang telah hadir di Pegangsaan Timur. Mereka semua yaitu Dr boentaran marmo Atmojo, Mr A A Maramis, Mr Latuharhary, abikusno cokrosuyoso, dan banyak lainnya. Meski acara-acara sangat sederhana yang dilakukan dengan penuh khidmat dan rasa Haru. Dengan suara yang sangat mantap Ir Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan yang singkat sebelum membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.