Pengertian keunikan gerak, kostum, dan iringan tari tunggal nusantara

Berbicara tentang tari tunggal nusantara, seperti membicarakan karakteristik pribadi etnik yang tinggal di seluruh wilayah nusantara. Ada etnik yang mempunyai karakteristik keras, tegas,galak, dan tanpa kompromi. Akan tetapi ada juga etnik yang berkarakter lembut, tenang,penuh toleran. Atau ada juga yang berkarakter gabungan dari sifat keras tegas dan lembut toleran. Namun pada dasarnya bangsa Indonesia telah lama dikenal sebagai bangsa yang berkarakter lembut, sopan,Rama dan toleran meskipun akhir-akhir ini terjadi amuk massa di berbagai daerah, tetapi tidak mengurangi penghargaan bangsa lain pada kita.
Pada kesempatan ini hanya akan dibahas sebagai kecil dari tari tunggal etnik. Hal menarik dari tari nusantara terletak pada keunikan gerak, kostum, iringan dan konteks budaya masing-masing daerah.


1. Keunikan gerak tari tradisional
Dari sisik gerak, tari tunggal memiliki keunikan khas yang itu mewakili rasa, estetik, dan kepentingan masyarakat pemiliknya. Selain itu juga dari sisi ekspresi tari tunggal lebih memberikan kebebasan dan ekspresi total kepada penari. Tari tunggal juga bisa dan enak mengingkari norma-norma yang berlaku dalam dunia tari tradisional, sesuai dengan karakteristik pribadi. Seorang penari yang berjiwa lincah akan tampak hidup ketika menarikan Tari berjenis lincah, karena tidak terikat kelompok atau aturan ketat ketika menari berpasangan.
Seperti kita ketahui bersama bahwa gerak tari bergantung pada kebiasaan dan tujuan masing-masing etnik atau kelompok pemiliknya. Memang rasa estetik dapat dibangun melalui karya cipta koreografer setempat. Akan tetapi rasa estetik dari koreografer tentu telah mengalami proses kristalisasi yang sangat lama, dengan demikian karya tari tunggal tradisional baik yang lahir dari gagasan seorang koreografer maupun yang lahir dari proses bersama, kata tak dianggap sebagai bentuk nyata dari karakter suatu etnik. Dengan kata lain jika kita melihat seseorang menarikan tari tunggal tradisional Jawa, seolah terbayang langgam dan perilaku orang Jawa yang tenang, sabar, Rama dan suka menolong. Meskipun akhir-akhir ini karena di daerah persoalan hidup dan bencana bertubi-tubi seperti gempa, luapan Lumpur, tsunami, banjir atau keringan, sebagai masyarakat mulai tidak sabaran dan stres, tetapi tidak dapat menghilangkan seluruh karakter orang Jawa yang murah aman dan ramah.

2. Keunikan kostum tari tradisional
Dari sisi kostum, tari tunggal memiliki keunikan khas yaitu mampu memunculkan pribadi tokoh yang dibawakan dan kebebasan berinovasi. Sebagai contoh Nanik Subroto penari toko Srikandi wayang orang Sriwedari menolak menggunakan Mekak(penutup dada) warna hitam yang menjadi identitas wanita baik-baik Pandawa versi wayang orang. Dia memilih warna kesukaannya yaitu merah (yang justru dia nggak wanita rendah nakal nakal). Akan tetapi melalui warna merah itu ekspresi pribadinya muncul selain alasan lain akan lebih tampak muda dalam penampilan di atas panggung.
Sein terjadi salah kaprah tentang istilah kostum. Kostum diartikan sebagai busana. Misalnya kostum pemain sepak bola yang terdiri atas kaos bertuliskan nama pemain atau logo suatu sponsor, celana pendek, sepatu dan kaos kaki. Akan tetapi kostum dalam pengertian lebih luas bisa berarti: busana, aksesoris, tata rias dari pelaku seni,. Sebagai contoh kostum seni tradisional seperti tari ludruk, ketoprak, wayang wong, teater, pemusik dan konduktor. Fungsi kostum yang meliputi busana, tata rias dan aksesoris pada dasarnya untuk menambah daya Pancar kekuatan atau ekspresi dalam rangka mendukung karakter yang Tengah dimainkan. Kostum tari tradisional tentu saja berbeda-beda antara satu daerah dengan daerah lain.
Berikut ini alasan alasan dipilihnya sebuah kostum dalam menari yaitu sebagai berikut:
A. Kebiasaan atau tradisi yang berlaku. Pada umumnya tari tradisional menggunakan kostum yang menyangkut busana, aksesoris dan tata rias wajah dengan pola yang sudah mapan. Tari tradisional ataupun rakyat bagian yang dirias meliputi, alis, mata, bibir dan pipi hingga wilayah pelipis. Di dalam tata rambut tari tradisional sudah terdapat aturan yang mapan secara turun menurun dan seperti tidak pernah berubah sejak dahulu. Misalnya Tari Gambyong tentu disanggul seperti pengantin dengan hiasan bunga melati di atasnya. Ika terdapat perubahan tentu sangat sedikit dan itupun biasanya terjadi penolakan sebelum bisa diterima oleh masyarakat setempat.

B. Kebebasan ekspresi seniman (perias, koreografer dan penari) dalam pemakaian kostum tari kreasi baru atau modern kontemporer. Meskipun namanya tidak mengindahkan aturan yang belakang akan tetap seniman tari (koreografer dan penari) kontemporer tetaplah memperhitungkan dasar-dasar tata rias di atas. Pada tari kreasi baru atau kontemporer dapat kebebasan untuk menata rambut. Seorang penata tari atau penari boleh dengan bebas mengecat rambut warna warni, Menggelung, memelintir, menganyam, membuat model kunjung padam mencukur habis rambut mereka sekalipun, asal sesuai dengan tuntutan skenario toko busana Tari.

3. Keunikan iringan tari tradisional
Dari sisi musik, tari tunggal sebetulnya tidak jauh berbeda dengan tari berpasangan, kelompok ataupun massal. Jumlah alat musik atau ansambel musik yang digunakan tidak jauh berbeda. Oleh karena itu bukan lagi masalah keunikan yang perlu dibahas akan tetapi lebih kepada pelaksanaannya. Musik iringan tari tunggal pada umumnya diuntungkan karena sifatnya yang khas yaitu lebih terfokus pada seorang penari sehingga pemusik lebih terkonsentrasi pada sasaran. Mengenai hasil akhir tentu saja masih bergantung pada kepiawaian masing-masing pemusik yang melaksanakan.
Sebagai contoh, musik iringan tari sintren labuh laut terdiri dari Saron barung dua buah, gendang dan Gong Komodhong. Dengan 4 buah alat musik ditambah vokalis atu sinden, tentu berbeda dengan orkestra gamelan yang lengkap.; Perbedaan itu bisa terjadi pada jenis suara yang dihasilkan, dinamika keras lirik dan kekuatan estetiknya. Akan tetapi perlu diketahui bahwa letak kekuatan suatu alat musik bukan pada jumlah, akan tetapi pada keahlian atau munchkin dari pemainnya. Misalnya saja kekuatan ataupun keunikan musik iringan tari sintren ini terletak pada lagu-lagu berikut syair yang dianggap mengandung kekuatan magis, bukan jumlah alat musiknya. Boleh dikatakan bahwa tanpa lagu-lagu berikut pertunjukan sintren dianggap tidak pernah ada. Ada lima jenis tembang yang mengiringi pertunjukan sintren yaitu sebagai berikut:
  1.  Tembang Solasi solandono, Laras Slendro pathet manyura.
  2.  Tembang turun Turun Sintren, Laras Slendro pathet manyura.
  3.  Tembang Ula Ula Syabani sawah, Laras Slendro pathet manyura.
  4. Tembang kembang kelir, Laras Slendro pathet manyura.
  5. Tembang bajing loncat, Laras Slendro pathet manyura.


Mencermati uraian tersebut maka setidaknya ada beberapa permasalahan yang tidak pernah disampaikan atau diketahui generasi muda, betapa tingginya nilai seni bangsa sendiri. Jika kita tidak mengetahui nilai suatu benda maka logikanya tidak akan mampu mengangkat atau menghargai benda itu. Demikian juga tidak mengherankan bila kamu tak kurang bisa menghargai seni tari tradisional, karena memang belum mengetahui pentingnya mengenal, mempelajari dan menyajikan tari tradisional nusantara pada acara tertentu.