Faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi ilmu geografi

Gempa bumi adalah getaran pada bumi yang berasal dari peristiwa di dalam kulit bumi. Gempa tektonik diakibatkan oleh peristiwa patah dan bergesernya Suatu massa batuan. Gempa vulkanik disebabkan oleh gerakan magma menuju permukaan bumi. Disamping itu ada pula gempa runtuhan atau terban. Gempa runtuhan atau terban adalah gempa yang disebabkan oleh runtuhnya gua gua kapur atau terowongan tambang.

 Di antara tiga jenis gempa tersebut yang paling banyak terjadi adalah gempa tektonik, lebih dari 90% dilihat dari intensitasnya ada dua macam gempa yaitu:

1) makroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
2) mikroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat perekam.
Ilmu yang mempelajari gempa bumi gelombang-gelombang seismik, serta perambatannya disebut seismologi. Film kajian seismologi ini diperlukan suatu alat yang penting adalah seismograf untuk mencatat gempa.

Ada dua seismograf yaitu:
1. Seismograf horizontal, ya itu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah mendatar alias horizontal
2. Seismograf vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.

Dengan menggunakan seismograf horizontal dan vertikal, getaran gempa dapat tercatat. Hasil pencatatan seismograf berupa catatan-catatan gelombang gempa yang terlihat pada kertas hasil pencatatan ini disebut seismogram. Kekuatan gempa antara tempat yang satu dengan tempat yang lain berbeda beda. Hal ini terlihat baik melalui bekas-bekasnya maupun hasil pencatatan pada alat pengukur. Untuk membedakan intensitas kekuatan gempa dibuatkan skalanya. Ada beberapa Skala yang dapat digunakan untuk mengukur intensitas, kekuatan gempa, antara lain sekala amori, mercalli,dan richter.

Dengan menggunakan skala kekuatan gempa, dapatlah dibuat peta isoseista. Isoseista adalah garis garis peta yang menghubungkan intensitas gempa yang sama. Garis yang melingkari daerah gempa yang terbesar yang berdekatan dengan episentrum disebut pleistoseista. Daerah di dalam pleistoseista disebut juga daerah episentral. Episentrum adalah titik atau garis di permukaan bumi atau di laut tempat gelombang dirambatkan. Tempat yang digunakan untuk meneliti getaran gempa yang mempunyai satu alat disebut Stasiun gempa.

Ada tiga macam gelombang gempa yaitu:
1) gelombang longitudional
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang searah dengan perambatannya seperti pegas jika didorong ke depan akan meneruskan dorongan tersebut ke lingkaran lingkaran di depannya kecepatan gelombang ini tinggi sehingga cepat mencapai seismograf (alat pencatat gempa) sebelum gelombang yang lain sampai ke gelombang ini disebut gelombang primer.

2) gelombang transversal (melintang)
Gelombang transversal adalah gelombang yang melintang terhadap arah perambatannya kecepatan gelombang transversal lebih rendah daripada gelombang longitudional. Gelombang ini sampai ke seismograf setelah gelombang primer. Gelombang transversal disebut pola gelombang sekunder. Perbedaan waktu antara gelombang transversal dan longitudinal tergantung dari jarak episentrum dan seismograf. Makin jauh jarak makin lama perbedaan waktunya.

3) gelombang permukaan
Gelombang permukaan adalah gelombang yang merambat melalui permukaan bumi. Arah gelombang ini tegak lurus terhadap perambatannya, seperti gelombang laut kecepatan gelombang permukaan paling rendah sehingga sampai ke seismograf pun paling akhir.

Contoh perbedaan gelombang tersebut adalah ketika gelombang P datang mulai dirasakan adanya goncangan awal. Tidak menimbulkan kerusakan. Beberapa menit kemudian datang gelombang S yang mulai menggeser geser permukaan bumi ke samping. Orang sudah mulai panik ditambah dengan datangnya gelombang permukaan yang mengembang ombak permukaan bumi.
Jika gempa terjadi di dasar laut dapat menimbulkan gelombang pasang yang dapat menenggelamkan pantai terdekat terutama pada teluk teluk yang menghadap ke laut bebas. Lambang pasang karena gempa di Jepang dikenal dengan istilah tsunami, diambil dari nama teluk di Jepang yang pernah dilanda gelombang pasang,
Letaknya lapisan kulit bumi yang ditimbulkan oleh gempa disebut akibat primer atau langsung sedangkan kebakaran atau banjir tersebut akibat sekunder atau tidak langsung. Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa dibedakan atas gempa dangkal, sedang dan dalam.

1. Gempa dangkal adalah gempa yang kedalamannya hiposentrumnya kurang dari 100 km dari permukaan bumi.
2. Gempa sedang adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya antara 100 sampai 300 km dari permukaan laut.
3. Gempa dalam adalah gempa yang kedalamannya hiposentrumnya 300 sampai 700 km dari permukaan bumi