Cerpen memiliki unsur-unsur yang menarik untuk didiskusikan. Kali ini anda akan membahas beberapa unsur intrinsik yang membangun cerpen. Nurgiyantoro (2002:23) menjelaskan bahwa unsur intrinsik sebuah karya fiksi adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang turut serta membangun cerita. Perpaduan antara berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah cerpen atau novel terwujud. Unsur intrinsik tersebut antara lain yaitu; peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan dan bahasa atau gaya bahasa. Pelajaran kali ini akan dijelaskan tentang unsur-unsur intrinsik berupa tema,plot, latar dan penokohan, sedangkan unsur intrinsik yang lain akan dijelaskan pada pelajaran selanjutnya.
A. Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan persamaan atau perbedaan perbedaan (hartoko dan Rohmanto melalui nurgiyantoro, 2002:68). Jadi tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita sehingga ia bersifat menjiwai seluruh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum sehingga untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari keseluruhan cerita.
B. Cerita dan plot
Cerita sangat berkaitan dengan plot sehingga kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan. Cerita dan plot sama-sama mendasarkan diri pada rangkaian peristiwa yang disajikan dalam sebuah karya, tetapi plot lebih kompleks daripada cerita. Cerita sekedar menunjukkan urutan waktunya, sedangkan plot lebih menekankan permasalahannya pada hubungan sebab akibat dan kelogisan hubungan antara peristiwa yang dikisahkan dalam narrative yang bersangkutan. Stanton melalui nurgiyantoro (2002:113) mengemukakan bahwa plot atau Alur adalah cerita yang berisi urutan kejadian, tetapi tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Unsur dalam pengembangan plot adalah peristiwa, konflik dan klimaks.
1) peristiwa
Peristiwa diartikan sebagai peralihan dari suatu keadaan keadaan yang lain (Luxembourg at al. Melalui nurgiyantoro 2002: 117).
2) konflik
Wellek dan Warren melalui nurgiyantoro (2002: 122) menjelaskan bahwa konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antar dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Konflik dalam kehidupan faktual dapat diartikan mengasuh pada konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak menyenangkan. Akan tetapi dalam cerita tanpa konflik dapat berarti, tidak ada cerita dan plot"Oleh sebab itu konflik merupakan salah satu unsur yang esensial dalam plot.
3) klimaks
Klimaks menurut stanton melalui nurgiyantoro (2002:127) adalah salah satu konflik telah mencapai tingkat intensitas tinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari kejadiannya. Klimaks sangat menentukan arah perkembangan plot karena klimaks merupakan titik pertemuan antara dua atau lebih hal yang dipertentangkan dan menentukan Bagaimana permasalahan itu akan diselesaikan.
C. Latar
Secara sederhana Latar adalah segala petunjuk, keterangan, pengajuan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra (sudjiman, 1986:40). Hudson melalui sudjiman(1986: 44) membedakan latar menjadi latar sosial dan latar fisik. Latar sosial mencakup penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa dan lain-lain yang melatari peristiwa. Adapun latar fisik yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya.
D. Tokoh dan penokohan
Istilah tokoh dan penokohan sebenarnya menyarankan pada pengertian yang hampir sama. Istilah tokoh menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan menunjukkan pada sikap kualitas pribadi tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca (nurgiyantoro, 2002: 165).
Tokoh dalam cerita fiksi dapat dibedakan berdasarkan hal-hal berikut:
1) berdasarkan peranan tokoh
a. Tokoh utama yaitu tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam karya sastra tersebut yang merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan.
b. Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang kita kagumi, tokoh yang kehadirannya dalam suasana cerita untuk melengkapi tokoh utama.
2) berdasarkan fungsi penampilan tokoh
a. Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang kita kagumi, tokoh tokoh yang mengejawantahkan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita.
b. Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang beroposisi dengan tokoh protagonis.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan Citra tokoh. Ada beberapa metode penokohan yaitu metode analisis atau metode langsung, metode perian, dan metode tidak langsung, metode langsung adalah metode yang digunakan pengarang untuk menceritakan sifat-sifat, hasrat, pikiran dan perasaan tokohnya secara langsung. Kadang-kadang pengarang juga menyisipkan pernyataan setuju tidak Nyalakan sifat tokoh. Metode tidak langsung atau peragaan adalah metode di mana watak tokoh dapat disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan dan lakuan tokoh.